Bupati Sebut Bandar Udara Pantar Jadi Kebanggaan Masyarakat Alor

Bupati Alor Drs. Amon (tiga dari kiri) pose bersama Wakil Gubernur NTT, salah seorang tokoh masyarakat Pantar , Kapolres dan Dandim Alor serta para pejabat propinsi NTT dalam suatu sesi di Bandar Udara Pantar. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com
Bupati Alor Drs. Amon (tiga dari kiri) pose bersama Wakil Gubernur NTT, salah seorang tokoh masyarakat Pantar , Kapolres dan Dandim Alor serta para pejabat propinsi NTT dalam suatu sesi di Bandar Udara Pantar. FOTO:MORISWENI-RADARPANTAR.com

KABIR,RADARPANTAR.com-Ini suasana hati Bupati Kabupaten Alor Propinsi Nisa Tenggara Timur, Drs. Amon Djobo terhadap diresmikannya Bandar Udara oleh Presiden Joko Widodo dan didarati perdana oleh Wakil Gubernur NTT Drs. Josep Naisoi, Sabtu (20/03). Di hadapan Wakil Gubernur NTT, Djobo sebut bahwa Bandar Udara Pantar ini jadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Alor.  

Kami memang tidak punya apa-apa. Rasa hormat dan terimakasih kami ini  yang bisa kami sampaikan kepada Presiden Repubik Indonesia. Kebanggan kami terhadap Presiden karena ditengah-tengah pandemic Covid-19, Presiden bisa melakukan hal seperti ini. Memberikan kepastian, harga diri kami ditegakan untuk kami bisa melihat masa depan daerah ini, demikian ungkapan hati orang nomor satu di Kabupaten Alor ketika memberikan sambutan di serimonial pendaratan perdana di bandara itu. 

Bacaan Lainnya

Djobo menegaskan, ekonomi sudah pasti akan tumbuh, income perkapita sudah pasti bergerak dan juga kegiatan pariwisata akan berkembang, lapangan kerja otomatis akan terbuka.

“71 ribu manusia Alor yang ada di Pulau Pantar yang terdiri dari 5 kecamatan. Kami minta lebih khusus untuk ijin penggunaan bandara ini secara efektif sehingga setelah pendaratan perdana yang dilakukan Wakil Gubernur NTT dan rombongan hari ini mudah-mudahan bandara ini tidak mubasir. Masyarakat kami ini kadang bilang begini ‘panas-panas ta’i ayam’. Ini harapan kami,” pinta Djobo.

Karena operasi bandara ini membutuhkan waktu sehingga Djobo minta sehingga paling lambat Juli 2021 sudah jalan apakah dua atau tiga kali atau setiap hari ini pihaknya taruh sepenuhnya di tangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.  

 Dijelaskannya, Bandar Udara Pantar di Kabir Kecamatan Pantar ini diresmikan Presiden Republik Indonesia secara virtual pada tanggal 18 Maret 2021 bersama Bandara Pontiku di Kabupaten Tanah Toraja dari Tanah Toraja.

Menurut Djobo, kerinduan kami yang besar ketika Bandar Udara Kabir dan bandar Udara Pontiku di Tanah Toraja yang peresmian dilakukan Presiden. Kerinduan masyarakat Alor yang di ada di Pulau Pantar mohon kiranya Presiden ada di Pulau Pantar dan meresmikan Bandar Udara Pantar.

Tetapi kami bersama masyarakat juga pahami benar bahwa oleh karena kesibukan dan jadwal kegiatan yang padat sehingga peresmian dilakukan secara virtual tetapi pejabat propinsi dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur NTT ada, kami dari Kabupaten Alor juga ada memberikan respon rasa terimakasih kami. “Bahwa selama ini mujisat yang kami harapkan. Dan Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT menjadi perantara sehingga mujisat itu bisa terjadi buat kami di Alor Pantar,” kata Djobo.

Hari ini, Bandar Udara Pantar dilakukan pendaratan pertama oleh Wakil Gubernur NTT dan rombongan. “Bapak ini bersama rombongan, kira-kira 12 orang ini nanti kiamat Bapak yang duluan masuk sorga,” kata Djobo bergurau.

Dihadapan Wakil Gubernur NTT dan rombongan Djobo menuturkan, Pulau ini Pulau Pantar, tempat kelahiran Bapak Ima Blegur, Pulau Pantar ini terdiri dari lima kecamatan. Jumlah penduduk ada 71 ribu, jumlah pemilih untuk pemilihan gubernur-wakil gubernur, Pileg 31 ribu lebih.

Kalau hari ini Wakil Gubernur NTT mendarat perdana bersama rombongan di Bandara Pantar maka ini mujisat, dan paling tidak kami pilih ‘Bapak dan Pak Viktor’ untuk jadi peiode kedua, sudah pastu itu, terang Djobo disambut tepukan tangan warga yang membanjiri Bandar Udara Pantar.

Djobo menegaskan bahwa ini sebuah sejarah, dan kita semua yang menghadiri dan menyaksikan penerbangan  perdana di Bandara ini saksi sejarah. Karena ini sejarah maka sejarah ini harus dituturkan kepada generasi. Orang-orang pertama yang mendarat di bandara ini ada diantaranya Wakil Gubernur NTT.

Dia mengaku jumlah pemilih di Alor mencapai 137  ribu, di periode pertama Alor menyumbang 67 % suara di Alor. “Kalau hari ini pesawat mendarat di Pantar maka kerinduan yang besar, berkat yang besar dan juga kasih saying yang besar dari Bapak Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur dan pejabat dari propinsi maka kami paling tidak kalau Bapak Wakil Gubernur dan Gubernur akan beri suara signifikan, Kecuali bapak dan pak Viktor tidak maju barangkali,” katanya.

Dihadapan Wagub NTT, Djobo mengisahkan bahea cukup pahit pemerintah berhadapan dengan masyarakat di sini, untuk penyiapkan lahan. Tetapi kalau sampai saat pesawat bisa mendarat cukup pahit kami lakukan. Pertama, pembebasan tanah, yang kedua kesiapan masyarakat. Selanjutnya mengenai keamanan dan ketertiban disini, kami dengan aparat kepolisian dan TNI dekati masyarakat. “Saya turun lima kali amankan kondisi ini. Sampai hari ini kalau pesawat mendarat, itu yang saya bilang sejarah. Memang pahit, banyak orang mencibir, banyak yang mengatakan hal-hal yang tidak patut. Padahal yang dilakukan pemerintah sudah pada koridor. Tetapi kadang-kadang niat baik pemerintah itu dipolitisir macam-macam sampai dengan mengatakan bahwa pemerintah daerah mengambil tanah tidak dengan ganti rugi,” ujarnya.

Dia mengaku, semua tanah diatur pemerintah dengan memberikan ganti rugi sesuai dengan kesepakatan.

Menurut Djobo, Bandar Udara Pantar ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp. 103 Milyar dari APBN.

Untuk bisa didarati pesawan jenis ATR demikian Djobo, masih harus kita bangun 500 meter. 500 meteri ini sedang dalam pergumulan pemerintah daerah untuk dibangun komunikasi dengan para pemilik tanah dan orang-orang tua, tiga pemilik tanah dari tiga suku besar di Pantar sehingga bisa dibangun di Tahun 2022 atau 2023 mendatang. “Setelah ada kepastian segera akan kami laporkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dengan Menteri Perhubungan untuk bangun 500 meter agar bisa didarati pesawat jenis ATR,” tandas Djobo.  *** morisweni

Pos terkait