KALABAHI,RADARPANTAR.com-Progres fisik pembangunan Gedung Baru DPRD Kabupaten Alor baru mencapai 60-an persen. Gedung megah yang dibangun dengan total anggaran Rp. 25 Milyar lebih itu diperkirakan rampung sekitar Januari-Februari 2023 atau di masa perpanjangan kontrak atau adendum. Kendati demikian, Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP menyebut Bangunan Gedung Baru wakil rakyat itu merupakan ikon peradaban daerah.
Gedung DPRD yang baru dibangun saat ini merupakan ikon atau peradaban daerah ini. Makanya banyak orang ribut mengapa jadi begitu, sekarang baru masyarakat sadar dan memahami. Fisiknya mungkin baru 60 % tetapi coba pergi lihat, ini mungkin satu-satunya Gedung DPRD termegah di NTT, sebut Djobo kepada media ini di Kalabahi.
Bupati Alor dua periode ini harapkan pembangunan Gedung DPRD dan Pasar Kadelang bisa selesai. Untuk Pasar Kadelang sudah pasti selesai akhir tahun ini, Gedung DPRD yang kemungkinan bisa terlambat hingga Januari-Februari 2023. “Itu bisa adendum … tidak apa-apa, kalau pihak ketiga bayar denda keterlambatan kan menguntungkan daerah to. Tidak ada masalah, yang penting bisa kerja sampai selesai,” ungkap mantan Asisten III Setda Alor ini.
Kantor DPRD Alor demikian Djobo harus dibangun gedung baru karena beberapa tahun lalu, pemerintah dan DPRD sementara melangsungkan sidang paripurna DPRD baru terjadi gangguan pada instalasi listrik di gedung lama hingga menyebabkan kebakaran karena gedung dan instalasi listriknya sudah termakan usia. Ini yang akhirnya kita putuskan bersama DPRD untuk bangun gedung baru, koq ada yang ribut.
Djobo menyarankan kepada publik agar setelah pihak ketiga bekerja hingga berakhir masa kontrak dan ternyata ada item pekerjaan yang dikerjakan tidak sesuai spek, baru silakan dilaporkan kepada aparat penegak hukum.
“Lapor jaksa atau polisi jika ada yang korupsi, apakah kontraktornya atau orang-orang di instansi teknis yang menangani pekerjaan,” pintanya.
Menanggapi rumor bahwa lapor jaksa juga tak bakal diproses hukum karena ada banyak proyek pemerintah, termasuk Gedung DPRD dan Pasar Kadelang yang ada pendampingan jaksa, Amon Djobo menegaskan, pendampingan dengan kejaksaan itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya masalah hukum, dimana pekerjaan harus tepat waktu, pekerjaan harus sesuai bestek.
Bukan karena ada pendampingan jaksa jadi ada yang korupsi dalam pekerjaan ini juga jaksa tinggal diam, ungkapnya.
Djobo mengaku menyampaikan kepada anggota DPRD dalam suatu kesempatan di sidang dewan bahwa setelah selesai dibangun, ia akan datangi gedung DPRD tengah malam dan meminta kepada arwah-arwah untuk bangkit dan lihat apa yang pemerintah buat saat ini. Untuk mengangkat harkat dan martabat para pemimpin yang sudah mati terlebih dahulu, maupun kami yang masih hidup dan sedang bekerja melayani rakyat saat ini. Saya minta arwah bangun dan lihat, karena Tang Eng itu tanah tidak baik karena air tanah yang ada naga yang berdiam di situ. Nanti saya suruh telan itu manusia-manusia yang tidak suka kita bangun itu gedung. “Mudah-mudahan mereka terpilih kembali dan gunakan itu gedung, kalau mereka yang salah naga akan telan mereka dan sebaliknya kami yang bangun ini yang salah kami yang mati, tetapi mereka yang kritik ini yang salah … mereka datang huni itu kantor, mereka yang mati,” tandasnya.
Amon Djobo mengaku menyampaikan kepada anggota DPRD saat ini untuk bekerja dengan baik sehingga bisa terpilih kembali dan menikmati gedung baru yang merupakan hasil kerja DPRD bersama pemerintah.
Dikatakan Djobo, sebelum dirinya bersama Wabup Alor Imran Duru memimpin Alor, banyak proyek fisik yang bermasalah, misalnya Gedung Darma Wanitia, Bank NTT, Pasar Lama dan beberapa Pasar di Luar Kota tetapi orang tidak ribut, tetapi kita kerja sekarang baik koq orang ribut.
Serapan APBD Sudah Capai 75 Persen
Untuk serapan APBD Tahun Anggaran 2022, kata Bupati Djobo sudah mencaoai 75 persen hingga hingga 11 November.
Dia mengharapkan agar hingga akhir tahun 2022, serapan APBD mencapai 95-97 %, sama dengan realisasi belanja pada tahun sebelumnya yang mencapai 97 %.
Menurut Djobo, progres isik proyek yang kita biayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), ada beberapa yang sudah hampir mencapai target, tetapi ada yang belum mencapai target yakni ada pada jalur Mataru (pembangunan jalan).
Di Pulau Pantar sudah hampir selesai. Di ABAD dan ABAd Selatan juga sudah hampir selesai, katanya.
Yang masih dibawa 30 % itu ada pada Mataru, dari Bagalbui-Eibiki dan Air Terjun-Kalunan. “Saya kemaren baru dari Pureman. Pureman luar biasa karena ruas Jalan Lantoka-Peitoko itu sudah mencapai 80-an %. Kurang lebih 600 meter saja yang nanti akan dicor,” ungkap Djobo sembari menambahkan jika jalur Lantoka-Peitoko termasuk jalur yang arus kendaraannya sangat ramai sehingga mengalami keterlambatan. Karena ramai lalu lalang kendaraan saat pihak ketiga melaksanakan pekerjaan sehingga mengalami keterlambatan.
Djobo menaruh harap agar masyarakat, khususnya para pengguna jalan di ruas Lantoka-Peitoko memahami kondisi dimaksud sehingga ruas jalan itu segera rampung dibangun pihak ketiga. “Jalan inikan pemerintah bangun untuk masyarakat gunakan. Jadi, kalau orang ada kerja (cor) na masyarakat jangan dulu lewat dengan kendaraan sehingga kerjanya tidak terganggu dan cepat selesai. Kalau cepat selesai kan masyarakat yang senang to … karena masyarakat yang gunakan itu jalan,” terangnya menambahkan.
Untuk ruas jalan yang ada di Alor Timur atau di Ruas Jalan Maritaing-Kolana-Kiralela-Takala itu sudah hampir 80 % HRS atau hotmix, yang alokasi dananya Rp. 4 Milyar lebih, dikerjakan PT Karya Baru Calisa. Kita harapkan akhir tahun ini pekerjaan di ruas jalan itu sudah harus selesai.
Ditambahkan Djobo, untuk DAK Kesehatan, memang ada beberapa yang masih harus dibenahi, yakni Puskesmas Moru Kecamatan Alor Barat Daya yang harus dikejar, Puskesmas Baranusa sudah selesai, Kabir sudah hampir rampung. Tinggal Kokar juga sudah mencapai 70-an %. Kita harapkan selesai semuanya dalam tahun ini.
Kepada para pimpinan OPD Djobo minta untuk pacu progres fisik, belanja-belanja harus dipercepat, hak pihak ketiga harus diselesaikan jika sudah kerja hingga selesai sehingga jangan jadi beban daerah untuk tahun depan.
“Pimpinan OPD harus ada di lapangan. Supaya kalau orang kerja tidak sesuai langsung ditegur. Kalau tidak pihak ketiga kerja ikut dia pung mau, lalu dia sudah kerja habis baru kita pergi omong bilang ini masih kurang volume, yang salah siapa. Pimpinan OPD harus ada di lapangan, saya hampir setiap saat ada di lapangan, meski masa jabatan sebagai bupati hendak berakhir,” ungkapnya menegaskan.
Orang nomor satu di Kabupaten Alor mengaku kecewa karena pada pemerintahan sebelumnya juga laporan keuangan kita disclaimer tetapi publik termasuk DPRD tidak ribut juga, padahal ada diantara mereka yang sudah 3 periode menjadi anggota dewan. “Mereka ada kasih pikiran apa kepada pemerintan untuk memperbaiki kinerja. Disclaimer berturut-turut selama 5 tahun, DPRD mana yang ada ribut, DPRD mana yang ada kasih pikiran,” terang Djobo bertanya.
Yang aneh demikian Djobo, di jaman sekarang, pemerintah sudah berupaya memperbaiki kinerja dan mendapatkan opini wajar dengan pengecualian hingga wajar tanpa pengecualian koq ribut. “Ada yang bilang kenapa jadi kasi WTP, na coba kaka coba lihat DPRD dorang ne,” pungkasnya.
Ditegaskan Djobo, pemimpin harus memberi diri melayani bagi orang-orang susah. Makanya saya bilang Alor ini bukan tanah dagang. Alor ini lembah air mata, pemimpin harus hadir menghapus air mata rakyat menjadi permata melalui kerja nyata, karya, ketulusan hati dan mengabdi rendah hati untuk rakyat.
Buka Isolasi, Rintis Jalan Baru
Dikatakan Djobo, di beberapa tempat yang selama ini terisolasi, pemerintah sudah buka isolasi merintis jalan baru. “Tempat baru dan sulit itu kita rintis buka jalan, bupati yang baru itu nanti bekin licin. Apakah mau aspal ya silakan kalau anggarannya cukup, atau mau rabat juga silakan. Yang penting daerah-daerah yang sulit itu kita sudah rintis buka jalan,” ujarnya.
Terkini yang sudah dirintis pembukaan jalan oleh pemerintah menurut Djobo yakni jalan dari Takala menuju Gunung Babi.
Begitu dibuka jalan baru menuju Takala menembus Gunung Babi, ada pihak yang bertanya, ada apa disitu jadi bukan itu jalan, saya bilang ada potensi wisata yang bisa menjadi daerah tujuan baru wisatawan manca negara di balik Gunung Babi, karena itu akses jalannya harus kita siapkan.
Di Pulau Pantar terang Djobo, tahun depan, jalan dari Puntaru menuju Delaki Kecamatan Panter Tengah akan kita bangun untuk mendukung potensi wisata bahari di Pantai Delaki. *** morisweni