TAMALABANG,RADARPANTAR.com-Bupati Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur Drs. Amon Djobo mengharapkan agar tolong menghargai pihaknya yang berada di kabupaten dalam penanganan bencana tropis siklon seroja awal April 2021 silam. “Tadi saya bilang sama Bapak Menteri, tolong lah hargai kami juga di kabupaten. Kalau kami tangani dengan susah paya begini paling tidak ada penghargaan. Yang saya tidak mau, mulut lebih cepat dari pikiran pejabat-pejabat di tingkat pusat. Menuduh kami bahwa kami terlambat, kami lambat atasi,”
“Saya bilang sama Bapak Menteri, tolong lah hargai kami juga di kabupaten. Kalau kami tangani dengan susah paya begini paling tidak ada penghargaan. Yang saya tidak mau, mulut lebih cepat dari pikiran pejabat-pejabat di tingkat pusat. Menuduh kami bahwa kami terlambat, kami lambat atasi,” tandas Djobo dalam sapaan penerimaan sekaligus laporan penanganan bencana dalam kunjungan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Moh. Jafar Efendy dan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di Tamalabang Desa Kaleb Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor, Selasa (04/05).
Saya kerja di Indonesia ini, untuk bangsa ini 43 tahun. Saya memulai karir saya dari dasar baru naik jadi bupati Bapak Menteri. Sehingga hal-hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi saya. Karena gempa bumi menjadi teman dan saya menjadi Ketua Panitia, Ketua Posko ketika saya masih menjabat sebagai Kepala Dinas, ungkap mantan Asisten III Setkab Alor ini.
Saya titip harapan saya ini lewat pak menteri, tolong sampaikan salam hormat kami kepada Bapak Presiden, bahwa masyarakat Alor tidak akan terlena dengan situasi bencana alam yang mereka hadapi tetapi mereka punya kesungguhan menerima siapa saja yang mau datang dari langit, udara maupun laut kami terima dengan baik karena itu bagian dari NKRI. Kami bukan sama dengan daerah-daerah lain yang membuat separatis, tetapi kami pemilik sah negeri ini dan kami nyatakan bahwa kami adalah orang Indonesia asli yang berhadapan langsung dengan Timor Leste tetapi kami bukan orang fretelin, katanya menegaskan.
Berikut sebagian sapaan Bupati Alor dalam kunjungan dua menteri di Tamalabang Desa Kaleb Kecamatan Pantar Timur yang dikutip RADARPANTAR.com
… kalau bapak dan ibu memasuki tempat acara ini kami dilanda badai topan seroja, hati kami gunda gulana, masyarakat kami juga termasuk merenggut nyawa, harta benda dan juga seluruh infrastruktur rusak secara keseluruhan. Bukan saja di Pulau Pantar tetapi juga juga di Pulau Besar di Ibukota Kabupaten.
Tetapi bapak hadir hari ini ada di sini, doa kami menyertai bapak … mudah-mudahan karir bapak menjadi baik untuk bapak bisa melayani banyak orang di republik ini termasuk manusia Alor ini .
Yang kedua, bapak hadir hari ini bukan dalam kapasitas sebagai rektor muhamadyah tetapi bapak hadir hari ini ada dalam kapasitas sebagai Menteri Koordinator … luar biasa bapak, kebanggaan kami orang Alor karena saya bilang sama bapak ketika itu kalau bapak minum airnya orang Alor bapak jadi orang besar. Ternyata bapak besar, bukan badan yang besar tetapi jabatannya yang besar.
Dan hari ini bapak ada di tengah-tengah masyarakat yang bapak lihat kenapa mereka ada yang tidak pakai masker. Mereka datang ada yang tidak serta merta, tidak ada yang ambil jarak dan macam-macam atau 3 M mereka tidak gunakan, karena mereka punya kecintaan, kerinduan buat bapak menteri dan ibu menteri. Luar biasa.
Artinya bahwa kedekatan-kedekatan ini membuat penanganan kegiatan kemanusiaan di badai tropis ini atau di badai seroja ini akan membuat pendekatan-pendekatan yang tersistim bukan pendekatan yang cerai berai, tentu itu. Sehingga dengan demikian kehadiran bapak menteri dan ibu menteri memberikan metode penanganan bagi kami.
Bapak menteri, perlu kami sampaikan … bapak Menko, kami orang Alor ini, kami Pulau Pantar, Ternate, Pulau Buaya, Pulau Alor secara keseluruhan, kami ini bersahabat, berteman, berkawan dengan bencana alam.
Bencana alam yang selalu kami berteman baik, bersahabat baik adalah gempa bumi. Hampir sekitar satu abad kami dapat bencana alam yang sangat luar biasa di luar kemampuan manusia yaitu bencana alam tanah longsor dan banjir bandang. Kami biasa berteman setiap saat ini dengan gempa bumi tetapi kalau yang datang lagi ini bencana yang lain memang inilah yang namanya bencana karena diluar kemampuan manusia yang terjadi pada saat jam 03.00 hampir siang.
Bagaimana kemampuan kami bisa mendeteksi, bisa menganalisa … padahal daerah kami adalah daerah kepulauan, inilah yang sulitnya begitu sehingga dengan kalau hari ini bapak Menko hadir sendiri melihat secara nyata itu, maka paling tidak menjadi perhatian Bapak Menteri dan Ibu untuk bisa membuat kebijakan-kebijakan yang penting bagi kebutuhan kami untuk daerah-daerah yang terkena dampak.
Sebelum Bapak Menteri hadir, ada Pak Doni dari BNPB Pusat bersama Bapak Wakil Gubernur, Bapak Gubernur, Pejabat-Pejabat terkait, Bapak Danrem, Kapolda dan seluruhnya hadir ada di sini, termasuk di Pulau Besar di Lokasi Kegiatan.
Kami daerahnya tidak terfokus bencana ini tetapi dia terpencar karena daerah kami kepulauan, ada yang di gunung, ada yang di pantai, ada yang dekat laut maka kalau penanganannya tidak tersistim tetapi paling tidak pengalaman-pengalaman kami yang pahit menghadapi bencana alam yang namanya gempa bumi metode penghampirannya sudah kami miliki.
Dengan begitu kalau ada yang membuat ketersinggungan-ketersinggungan, kami memang betul kami marah itu harus saya … dan saya mohon maaf, bapak menteri dan ibu masih dalam suasana puasa, saya harus mohon maaf ini karena kami juga kerja sudah ikut sistim.
Karena setelah kami kerja ini nanti ada tim yang akan periksa, mulai dari BPK, BPKP, IRDA PROP, lalu mulai dengan KPK, macam-macam, Kejaksaan, Polisi sudah pasti periksa.
Nah untuk itu tentu tidak tercerai berai untuk penanganan ini tetapi dimasa emergency sudah kami lakukan cukup baik, mulai dari penyaluran-penyaluran bantuan yang datang baik dari pusat, propinsi dari LSM, dari badan-badan kemanusiaan baik dalam negeri maupun juga paguyuban-paguyuban orang Alor yang ada di luar Alor memberikan bantuan yang cukup luar biasa atas keprihatinan mereka terhadap badai gelombang pasang maupun banjir bandang yang kami alami di beberapa kecamatan di daerah ini.
Dengan demikian menjadi topangan yang kuat bagi kami untuk kami melakukan kegiatan-kegiatan ini secara tersistim, terpola untuk penanganan manusia-manusia yang kena dampak dari bencana ala mini.
Terimakasih banyak Bapak Menteri, Ijinkan saya menyampaikan beberapa hal, pertama, badai seroja ini di Kabupaten Alor yang meninggal 41 orang, yang luka-luka 58 orang. Di Pulau Pantar secara keseluruhan yang meninggal 12 orang (10 orang meninggal, hilang 2 orang).
Dengan demikian seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, pemangku kepentingan di daerah ini kami sudah bersama-sama mendoakan bagi mereka yang hilang itu kami anggap itu bencana dan itulah cobaan untuk hidup ini. Tetapi yang mati kami kuburkan dengan memberikan bantuan biaya penguburan atau pemakaman dan juga peti jenazah kami bantu, pemerintah daerah bantu. Dan yang hilang dari 12 orang itu kami sudah doa tutup, biarlah yang hilang itu hilang dan yang hidup itu yang kita akan urus bagi kekurangan kebutuhan yang mereka alami.
Yang berikut, dampak dari bencana ada 7 kecamatan, 5 kecamatan ada disini (Pantar), 2 kecamatan ada di Pulau Besar. Hari ini Bapak dan Ibu langsung ambil tempat di Pantar, saya pikir terimakasih banyak bapak, ibu sudah melihat dari dekat disini.
Kerusakan rumah secara keseluruhan 2.442, yang rusak ringan 1.198, rusak sedang 498 dan rusak berat 746. Dari 746 ini rata-rata rumah ini dibawah oleh banjir masuk sampai di laut termasuk kendaraan roda dua dan roda empat. Karena penduduk yang kena dampak ini rata-rata ada yang di gunung, ada yang dekat dengan pantai.
Untuk bapak menteri dan ibu menteri, laporan ini secara sistim kami akan sampaikan pada Bapak Presiden melalui kementrian lembaga terkait. Kalau Perumahan kami tentu lewat BNPB tetapi juga ada lewat menteri PUPR untuk mereka yang relokasi. Sedangkan bantuan-bantuan ekonomi, bantuan-bantuan air bersih dan lain sebagainya data-datanya atas desakan Bapak Gubernur kami sudah kirim bertahap melalui OPD terkait di tingkat propinsi. Diharapkan semua bisa ditangani secara baik apakah itu menjadi tanggung jawab kementrian/lembaga maupun propinsi, maupun juga yang ditangani oleh APBD II melalui pemerintah daerah yang tentu akan merasakan kekurangan dan keterbatasan yang dilakukan ini.
Luar biasa masyarakat saya ini Bapak Menteri, ketika Bapak Menteri dan ibu datang hati mereka gunda gulana, mereka punya air mata memang belum kering tetapi hati mereka luar biasa. Kalau tadi mereka lego-lego atau tarian adat yang menyambut bapak menteri hadir itulah kehebatan atau kedirian masyarakat Alor. Bahwa walaupun bencana ini bertubi-tubi tetapi Tuhan tidak akan mungkin meninggalkan mereka dalam hidup ini. Mereka punya partisipasi sangat luar biasa dengan kabupaten lain … *** morisweni