Kalabahi,radarpantar.com-Ini cara Bupati Alor, Drs. Amon Djobo mencegah warganya dari ancaman covid-19. Agar tidak menular ke warga, para pejabat daerah diminta lebih berhati-hati bergaul ketika melakukan perjalanan dinas ke luar daerah. Orang nomor satu di Bumi Kenari ini ancam pecat pejabat yang terkonfirmasi positif covid-19 dari perjalanan dinas ke luar daerah.
Pejabat yang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah pulang dengan positif Covid-19 saya copot dari jabatan, tandas Bupati Alor Drs. Amon Djobo kepada pekerja media di Ruang Kerjanya, Kamis (24/02).
Djobo mengemukakan ini menanggapi melejitnya angka pasien terkonfirmasi positif covid-19 di kabupaten yang dipimpinnya hingga mencapai 16 kasus hingga hari ini, Kamis 24 Februari 2022.
Ketika memberikan keterangan kepada media, Bupati Alor didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr. Farida Ariyani dan Kepala Bagian Sosial Setda Alor, Yuni Laba.
Kepada pejabat daerah termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya, Djobo minta agar harus berhati-hati di tempat melakukan perjalanan dinas. Paling tidak itu pakai masker berlapis. Saya biasa tidur di hotel itu mau ganti sprei itu saya tidak mau karena takut yang urus sprei itu jangan sampai positif lalu raba sprei yang mau diganti. Kita harus waspada dengan kita pung diri supaya jangan pulang dengan virus, karena pulang dengan virus paling rendah itu orang dalam rumah bisa tertular, walaupun kita melakukan isolasi mandiri, sebutnya.
Hari ini demikian Djobo, kita terbitkan edaran kepada para pejabat daerah yang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah, Kita tidak larang karena kebutuhan daerah. Mereka melakukan perjalanan karena tugas dinas oke … tetapi pulang Alor harus karantina selama lima hari baru masuk bekerja kembali.
Edaran hari ini menurut Djobo, ia teken untuk pejabat daerah di semua OPD, termasuk pejabat dari luar yang datang melakukan perjalanan dinas di Alor di unit kerja itu harus lebih hati-hati. Harus dilakukan rapit test dan jika positif, jangan langsung bekerja tetapi harus isterahat di hotel terlebih dahulu, baru datang di OPD tempat tugas, karena dari 16 orang yang terkonfirmasi postif covid-19 ada yang karena melakukan perjalanan.
Secara teknis Kepala Bagian Sosial Setda Alor, Yuni Laba menegaskan, surat edaran Bupati Alor yang dikeluarkan hari ini bagi pejabat atau ASN yang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah harus mempertimbangkan urgensitas.
“Pejabat yang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah harus benar-benar urgen,” ungkapnya.
Dijelaskan Yuni Laba, setelah kembali dari perjalanan dinas, pelaku perjalanan dinas diminta untuk melakukan rafit test dan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Setelah itu baru kembali masuk kantor, tetapi itupun harus berdasarkan hasil rafit test.
Menurut Yuni, capaian vaksin dosis 3 jenis boster itu masih sangat rendah hingga saat ini sehingga dalam edaran bupati yang akan keluar itu juga dihimbau kepada ASN yang tersebar di OPD lingkup Pemkab Alor agar melakukan vaksinasi jenis booster atau vaksinasi dosis 3. “ASN harus sehat terlebih dahulu dengan vaksin baru dapat melindungi keluarganya,”.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr. Farida Ariyani mengatakan, sudah ada 16 warga yang terkonfirmasi positif covid-19. Dari 16 kasus ini sebarannya memang yang terbanyak ada di Kecamatan Teluk Mutiara, menyusul ada di ABAD di Desa Fanating, kemudian yang satu di Mebung dan satu di Kabola (Ilawe).
Dari jumlah pasien yang terkonfirmasi ini memang 11-nya ada di Kecamatan Teluk Mutiara, yang lain ada di kecamatan sekitar Teluk Mutiara tetapi terlihat bahwa ini bukan lagi kita bicara soal virus yang di-import tetapi sudah bicara soal transmisi lokal. Ambil contoh pada kasus pasien yang terakhir yakni orang tua lansia yang beralamat di Ileawe Kecamatan Kabola, yang kalau kita berpikir mungkin riwayat perjalanan keluar daerah hampir tidak ada. Itu artinya ini kontak dari orang di dalam rumah yang keluar masuk yang membawah virus ini.
Kalau bicara soal varian baru demikian Farida, mungkin kita belum bisa memastikan bahwa ini omicron karena terkait soal memastikan jenis virus kita harus melakukan pemeriksaan karena ada jenis pemeriksaan khusus.
Yang pasti tambah Farida, konfirmasi kita lakukan di Kabupaten Alor hanya menggunakan rafit antigen dan itu memenuhi kriteria standar diagnosis yang tetap dinyatakan bahwa ini konfirmasi covid dengan menggunakan hasil rafit. Tetapi kalau kita mau menentukan jenis virusnya maka sampelnya harus dikirim ke Kupang, ada pemeriksaan khusus dan itu hanya bisa dilakukan di Kupang untuk memastikan bahwa ini omicron atau bukan. Hari ini kita di Kabupaten Alor belum sampai ke sana.
Kalau bicara soal covid sebenarnya kalau dari sisi medis mau bicara soal varian mau delta, mau omicron atau mau apa kita Cuma mau bicara protokol kesehatan ketat dan vaksinasi. Senjata kita Cuma cukup di dua ini saja, protokol kesehatan secara ketat dan vaksinasi mode varian apa saja virusnya tidak akan sampai ke kita, ungkap Farida.
Ditambahkan Farida, beberapa waktu yang lalu kita memang melakukan test masal untuk teman-teman ASN di lingkungan OPD Pemkab Alor termasuk juga untuk teman-teman Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang kita test itu ada sekitar 700 orang dalam empat hari, hasilnya angka positif kita pada saat itu memang tidak terlalu tinggi, hanya satu yang kita nyatakan positif, itupun pelaku perjalanan dinas dari luar karena salah satu ASN baru dari luar daerah. Tetapi ini tidak menggambarkan keseluruhan rill kondisi yang ada karena senting kita terbatas sehingga sekali lagi kita Cuma hanya bisa protokol kesehatan secara ketat dan vaksinasi. Dua hal ini yang harus kita genjot terus karena perkembangan terakhir saya lihat mungkin masyarakat sampai pada titik jenuh. Capai dibatasi segala macam, mau pesta tidak boleh apa segala macam. Akhirnya sekarang kayanya ah … pokoknya urus diri masing-masing sudah. Ini yang kita lihat sekarang, masker mungkin kalau kita survey secara kasar saja mungkin dari 100 orang bisa saja 1 atau 2 orang yang mengenakan masker secara tertib.
Menurut Farida, masyarakat harus kita berikan edukasi yang baik terutama tentang manfaat dan pentingnya vaksinasi agar kembali kepada protokol kesehatan secara ketat dan melakukan vaksinasi.
Mengenai vaksinasi demikian Farida, memang dalam ukuran NTT kita masih yang tergolong paling rendah pencapaian vaksinasinya. Untuk dosis pertama kita baru di kisaran 73 %, dosis ketiga di kisaran 50 %. Dosis kedua kita di Alor cukup bagus sebenarnya karena berada di peringkat 12 di NTT. Hanya dosis satu yang memang kita paling rendah.
Sampai dengan hari ini teman-teman di lapangan masih bergiat vaksinasi tetapi masyarakat harus kita dorong melakukan vaksinasi agar target 100 % bisa tercapai. Stok vaksin kita di Gudang Kabupaten memang masih cukup banyak alokasi yang ada. Hari ini teman-teman dari TNI bersama-sama dengan Nakes untuk di dalam Kecamatan Teluk Mutiara berdasarkan koordinasi dengan Dandim Alor hari ini mereka langsung bergerak di lapangan di fasilitas-fasilitas umum. “Mereka langsung door to door … TNI dan Nakes bergerak di lapangan atas perintah dari Pangdam Udayana,” ungkapnya sembari menambahkan, untuk dalam Kecamatan Teluk Mutiara sebenarnya kita sudah mencapai prosentasi yang cukup tinggi angka capaiannya, hanya saja kita harus melihat kembali secara realistis bahwa ketika awal-awal kegiatan vaksinasi dilakukan memang fokusnya di Kecamatan Teluk Mutiara sehingga yang dari luar-pun tercatat sebagai angka yang terdaftar di Teluk Mutiara, sehingga seharusnya target Teluk Mutiara ini harus kita genjot diatas 100 %.
Dari 14 pasien yang terlapor hingga 23 Februari itu, 12 isolasi mandiri, 2 dalam perawatan di RSU yang 1 bayi yang asal Fanating sudah dipulangkan sambil melakukan pemantauan di rumah. Angka kemaren sampai dengan malam itu yang terlapor dalam perawatan itu ada 1, tetapi tadi (hari ini, 14 Februari) ada penambahan 2 pasien positif yang dirawat di rumah sakit. Jadi, total yang ada dalam perawatan itu ada 3 pasien positif, katanya. *** morisweni