Beri Perhatian Khusus Terhadap Bencana, Untrib Siap Bentuk Pusat Kajian Bencana

Dipandu, Ata dari Yayasan PIKUL NTT, Rektor UNTRIB Kalabahi Alvonso F. Gorang, S.Sos, MM sedang menyajikan materi di workshob yang merupakan kerja sama FPRB NTT, Yayasan Pikul dan UNTRIB Kalabahi, Rabu (18/05) di Aula Kampus Untrib Kalabahi. FOTO:MW/RP
Dipandu, Ata dari Yayasan PIKUL NTT, Rektor UNTRIB Kalabahi Alvonso F. Gorang, S.Sos, MM sedang menyajikan materi di workshob yang merupakan kerja sama FPRB NTT, Yayasan Pikul dan UNTRIB Kalabahi, Rabu (18/05) di Aula Kampus Untrib Kalabahi. FOTO:MW/RP

KALABAHi,RADARPANTAR.com-Universitas Tribuana Kalabahi memandang perlu akan adanya suatu wada akademik untuk melakukan kajian terhadap ancaman bencana di Kabupaten Alor. Karenanya dalam waktu dekat ini Universitas yang berada di garda depan NKRI ini siap membentuk Pusat Kajian Bencana.  

Demikian Rektor Universitas Tribuana Kalabahi Alvonso F. Gorang S.Sos, MM dalam whorkshop dan Advokasi bersama Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Provinsi NTT dan Universitas Tribuana Kalabahi untuyk pelibatan elemen Pentahelix dalam isu bencana dan adaptasi perubahan iklim di Kabupaten Alor, Rabu (18/05) di Kampus Untrib Kalabahi.

Bacaan Lainnya

Gorang mengaku rencana pembentukan Pusat Kajian Bencana di Kampus yang dipimpinnya saat ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap ancaman bencana yang terjadi akhir-akhri ini dan sangat mengancam keselamatan nyawa dan harta benda.  

Pusat Kajian Bencana yang segera dibentuk ini akan meminta masukan dari berbagai kelompok masyarakat (LSM termasuk gereja) yang selama ini sudah melakukan advokasi terhadap ancaman bencana dengan selaku berkoordinasi dengan FPRB Kabupaten bentukan pemerintah.    

Menurut Gorang, Kabupaten Alor merupakan bagian dari NTT dengan berbagai ragam ancaman bencana yang terus mengintai dan sewaktu-waktu dapat mengancam kehidupan manusia dan kerusakan bahkan kehilangan harta benda. “ Berbagai ragam ancaman bencana yang ada, selain dipengaruhi oleh aktivitas sesar atau patahan aktif (tektonik) di dalam bumi dengan ancaman gempa tektonik yang selalu mengintai NTT yang disebabkan oleh perubahan iklim. Dampak nyata perubahan iklim adalah semakin sering terjadi cuaca akstrim,” sebut Alvonso Gorang.  

Gorang yang didaulat mempresentasikan materi dibawa judul Urgensi Kolaborasi Lintas Stakeholder Terkait Isu Kebencanaan dan Adatasi Perubahan Iklim di NTT ini mencatat  Kabupaten Alor rentan terhadap ancama gempa tektonik,  Alor rentan terhadap kekeringan, rentan terhadap ancaman banjir,  rentan terhadap ancaman  tanah longsor, Alor rentan terhadap ancaman banjir bandang,  rentan terhadap ancaman badai/angin kencang serta rentan terhadap ancaman gelombang pasang.  

Karena itu Gorang yang digadang-gadang bakal turun gelanggang menunu arena Pilkada Alor 2024 mendatang ini memandang perlu untuk memiliki satu wadah akademik yang bertugas melakukan kajian terhadap masalah bencana di Kabupaten Alor.  

“Saya komit dalam waktu dekat ini akan ada Pusat Kajian Bencana di Kampus Untrib Kalabahi,” kata Gorang setengah berjanji.  

Orang nomor satu di Untrib Kalabahi ini menegaskan,   jika kekeringan terjadi semakin sering,  tentu akan sulit bagi tumbuhan untuk terus hidup. Jika tumbuhan sulit hidup, bagaimana manusia akan memenuhi kebutuhan pangan. Krisis pangan sudah pasti terjadi karena tak bisa kita hindari.

Jika terjadi krisis pangan demikian Gorang sudah pasti memicu terjadinya krisis ikutan semisal krisis kriminalitas, krisis ekonomi hingga krisis kemanusiaan.

Mengamati kenyataan yang tak terelakan ini terang Gorang, menjadi keprihatinan kita bersama bahwa urusan bencana dan adaptasi perubahan iklim bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.  Tetapi  secara prinsip, melalui konsep Penta Helix, setiap pihak harus membangun persepsi bersama bahwa isu kebencanaan dan perubahan iklim adalah sebuah kerisauan dan ancaman bersama yang juga harus dimitigasi bersama-sama.

Dalam semangat pentahelix kami memandang penting untuk kampus, praktisi, komunitas, pemerintah, gereja dan media perlu bersinergi, berpikir dan bergerak bersama menghadapi ancaman bencana dan adaptasi perubahan iklim, pinta Gorang.  

Gorang di whorkshop yang difasilitasi Yayasan PIKUL NTT dan FPRB NTT itu memberikkan apresiasi dan penghargaan kepada pihak gereja dan CB Betesda yang sudah hadir menyatakan kepedulian terhadap ancaman bencana kepada masyarakat Kabupaten Alor melalui beberapa kegiatan nyata. *** morisweni

Pos terkait